Thursday, June 18, 2015

Pikiran Yang Membelenggu


 selamat malam sahabat sekalian semoga di bulan suci ramadhan ini selalu di berikan keberkahan dan barokah untuk semua kegiatan kita.. amin.. 
berpikir itulah yang membedakan kita dengan makhluk ciptaan-Nya yang lainnya, kita diberikan akal dengan maksud agar kita bisa berpikir dan membedakan mana yak hak dan mana yang batil. kita sering menemui orang lain entah itu teman atau sahabat kita bahkan keluarga atau sodara kita yang enggan untuk berpikir atau memikirkan. mereka bertindak semaunya sendiri. jangan salahkan jika mereka begitu. jika memang sudah menjadi karakter atau sudah kebiasaan mereka setiap persoalan apa pun atau saran apa pun dari orang lain tak akan bisa. hanya diri mereka sendiri yang bisa membelajari semua itu.

Hampir  seluruh  persoalan  hidup  bermula  dari  ketidakmauan  kita
menerima  hidup  ini  apa  adanya.  Kita  tak  mampu  berkompromi  pada
kenyataan.  Kita  tak  sudi  melepaskan  kacamata  paradigma  dan  melihat
realitas  secara  sederhana.  Kita  lebih  suka  bermain-main  dengan
persepsi.  Kita  lebih  senang  berlindung  membenarkan  pikiran  diri  sendiri.
Padahal itu adalah bentuk lain dari belenggu sehari-hari.

Mari, sejenak kita pejamkan mata. Menemukan kesejukan pikiran. Menggali
ketentraman perasaan. Menyentuh jiwa yang tenang. Menekuri setiap tarikan
nafas. Menyadari keberadaan kita di bumi ini. Meneguhkan kembali ikrar kita
pada semesta yang agung; ikrar untuk mencurahkan   yang terbaik bagi hidup
ini. dan membiarkan tangan-tanganNya menuntun setiap gerak kita sehari-
hari.

semoga bermanfaat
amin ..
#PenikmatSenja

Wednesday, June 17, 2015

Roda Kehidupan


"Guru, saya pernah mendengar kisah seorang arif yang pergi jauh dengan
berjalan kaki. Cuma yang aneh, setiap ada jalan menurun, sang arif konon
agak  murung.  Tetapi  kalau  jalan  sedang  mendaki  ia  tersenyum.  Hikmah
apakah yang bisa saya petik dari kisah ini1?"

"Itu perlambang manusia yang telah matang dalam meresapi asam garam
kehidupan.  Itu  perlu  kita  jadikan  cermin.  Ketika  bernasih  baik.  sesekali
perlu kita sadari bahwa satu ketika kita akan mengalami nasib buruk yang
tidak kita harapkan. Dengan demikian kita tidak terlalu bergembira sampai
lupa  bersyukur  kepada  Sang  Maha  Pencipta.  Ketika  nasib  sedang  buruk,
kita  memandang  masa  depan  dengan  tersenyum  optimis.  Optimis  saja
tidak cukup, kita harus mengimbangi optimisme itu dengan kerja keras."

"Apa  alasan  saya  untuk  optimis,  sedang  saya  sadar  nasib  saya  sedang
jatuh dan berada dibawah."

"Alasannya  ialah  iman,  karena  kita  yakin  akan  pertolongan  Sang  Maha
Pencipta."

"Hikmah selanjutnya?"

"Orang  yang  terkenal  satu  ketika  harus  siap  untuk  dilupakan,  orang  yang
diatas  harus  siap  mental  untuk  turun  kebawah.  Orang  kaya  satu  ketika
harus siap untuk miskin."

##
kita tak pernah tahu apa yang kelak terjadi tinggal kita memilih. kita zaman menngikuti kita atau kita yang mengikuti zaman.
semua pasti ada hukum dan tata cara sendiri-sendiri, bagaimana, kapan itu massalah waktu kita tak perlu memikirkan itu semua Just Do it, Because We Can.

Tuesday, June 9, 2015

Kisah Seekor Belalang.



selamat malam sahabat pena, jangan pernah berhenti untuk belajar dan menulis, kita memang tak bisa berbicara pandai seperti para petinggi dll, tapi jangan salah tak ada bahasa paling indah dari bahasa tulisan. seperti halnya puisi tak ada yang bisa mengerti maksud dari tiap bait dari ribuan kata yang tersusun, hanya penulis dan Tuhan lah yang tau :D
you are the writer of you'r LIFE
semoga bermanfaat  :D 
kisah ini.

##

Seekor  belalang  telah  lama  terkurung  dalam  sebuah  kotak.  Suatu  hari  ia
berhasil  keluar  dari  kotak  yang  mengurungnya  tersebut.  Dengan  gembira
ia melompat-lompat  menikmati  kebebasannya.  Di  perjalanan  dia  bertemu
dengan seekor belalang lain. Namun dia keheranan  mengapa  belalang  itu
bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.

Dengan  penasaran  ia  menghampiri  belalang  itu,  dan  bertanya,  "Mengapa
kau  bisa  melompat  lebih  tinggi  dan  lebih  jauh,  padahal  kita  tidak  jauh
berbeda dari usia ataupun bentuk tubuh ?".

Belalang  itu  pun  menjawabnya  dengan  pertanyaan,  "Dimanakah  kau
selama  ini  tinggal?  Karena  semua  belalang  yang  hidup  di  alam  bebas
pasti  bisa  melakukan  seperti  yang  aku  lakukan".  Saat  itu  si  belalang  baru
tersadar  bahwa  selama  ini  kotak  itulah  yang  membuat  lompatannya  tidak
sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.

Renungan:

Kadang-kadang  kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga
mengalami  hal  yang  sama  dengan  belalang.  Lingkungan  yang  buruk,
hinaan,  trauma  masa  lalu,  kegagalan  yang  beruntun,  perkataan  teman
atau  pendapat  tetangga,  seolah  membuat  kita  terkurung  dalam  kotak
semu  yang  membatasi  semua  kelebihan  kita.  Lebih  sering  kita
mempercayai mentah-mentah  apapun  yang  mereka  voniskan  kepada  kita
tanpa pernah berpikir benarkah Anda separah itu? Bahkan lebih buruk lagi,
kita  lebih  memilih  mempercayai  mereka  daripada  mempercayai  diri
sendiri. begitu pula dengan kenyamanan, kita terkadang sudah merasa "inilah yang selama ini aku cari" karena kenyamanan bisa menjadi bumerang yang labih dari pada penderitaan dimana sekitar kita adalah lingkungan buruk.

Tidakkah  Anda  pernah  mempertanyakan  kepada  nurani  bahwa  Anda  bisa
"melompat  lebih  tinggi  dan  lebih  jauh"  kalau  Anda  mau  menyingkirkan
"kotak"  itu?  Tidakkah  Anda  ingin  membebaskan  diri  agar  Anda  bisa
mencapai sesuatu yang selama ini Anda anggap diluar batas kemampuan
Anda?

Beruntung  sebagai  manusia  kita  dibekali  Tuhan  kemampuan  untuk
berjuang,  tidak  hanya  menyerah  begitu  saja  pada  apa  yang  kita  alami.
Karena  itu  teman,  teruslah  berusaha  mencapai  apapun  yang  Anda  ingin
capai.  Sakit  memang,  lelah  memang,  tapi  bila  Anda  sudah  sampai  di
puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar.

Kehidupan  Anda  akan  lebih  baik  kalau  hidup  dengan  cara  hidup  pilihan
Anda. Bukan cara hidup seperti yang mereka pilihkan untuk Anda.

Tuesday, June 2, 2015

Menyisihkan Waktu Sejenak



Kita  tidak  pernah  melihat  bintang-bintang  bergerak,  walaupun  mereka
bergerak  dengan  kecepatan  lebih  dari  sejuta  kilometer  per  hari.  Kita  tidak
pernah melihat pohon tumbuh, atau memperhatikan diri kita yang semakin
tua setiap harinya. Kita bahkan tidak melihat jarum jam bergerak.

Kita  cenderung  berpikir  secara  statis  lalu  terkejut  oleh  perubahan  yang
senantiasa  terjadi  di  dalam  dunia  ini,  dan  seringnya  kejutan  itu  tidak
mengenakkan dan terkadang bahkan mematikan.

Coba kita sisihkan waktu sejenak untuk bersyukur atas hal-hal baik dalam
hidup kita. Renungkan tentang apa yang telah kitacapai. orang-orang yang
memperhatikan  kita.  pengalaman  yang  telah  kita  dapatkan,  keahlian  dan
minat  yang  kita  miliki,  apa  yang  kita  percayai,  dan  hal-hal  terindah  dalam
hidup kita. Karena hidup dan kesempatan itu hanya datang sekali

Monday, June 1, 2015

Sebutir Pasir



Penakluk  pertama  Mount  Everest.  puncak  tertinggi  dunia  di  Pegunungan
Himalaya,  Sir  Edmund  Hillary.  pernah  ditanya  wartawan  apa  yang  paling
ditakutinya  dalam  menjelajah  alam.Dia  lalu  mengaku  tidak  takut  pada
binatang  buas,  jurang  yang  curam,  bongkahan  es  raksasa,  atau  padang
pasir yang luas dan gersang sekali pun!

Lantas apa? "Sebutir pasir yang terselip di sela-sela jari kaki," kata Hillary.
Wartawan  heran,  tetapi  sang  penjelajah  melanjutkan  kata-katanya,
"Sebutir pasir yang masuk di sela-sela  jari  kaki  sering  sekali  menjadi  awal
malapetaka,  la  bisa  masuk  ke  kulit  kaki  atau  menyelusup  lewat  kuku.
Lama-lama  jari  kaki  terkena  infeksi,  lalu  membusuk.  Tanpa  sadar,  kaki
pun tak bisa digerakkan. Itulah malapetaka bagi seorang penjelajah sebab
dia harus ditandu."

Harimau,  buaya,  dan  beruang,  meski  buas,  adalah  binatang  yang  secara
naluriah  takut  menghadapi  manusia.  Sedang  menghadapi  jurang  yang
dalam  dan  ganasnya  padang  pasir,  seorang  penjelajah  sudah  punya
persiapan  memadai.  Tetapi,  jika  menghadapi  sebutir  pasir  yang  akan
masuk  ke  jari  kaki.  seorang  penjelajah  tak  mempersiapkannya.  Dia
cenderung mengabaikannya.

Apa  yang  dinyatakan  Hillary.  kalau  kita  renungkan,  sebetulnya  sama
dengan orang yang mengabaikan dosa-dosa kecil. Orang yang malakukan
dosa  kecil,  misalnya  mencoba-coba  mencicipi  minuman  keras  atau
membicarakan  keburukan  orang  lain.  sering  menganggap  hal  itu  adalah
dosa  yang  kecil.  Karena  itu.  banyak  orang  yang  kebablasan  melakukan
dosa-dosa  kecil  sehingga  lambat  laun  jadi  kebiasaan.  Kalau  sudah  jadi
kebiasaan,  dosa  kecil  itu  pun  akanberubah  jadi  dosa  besar  yang  sangat
membahayakan dirinya dan masyarakat.

Melihat  kemungkinan  potensi  kerusakan  besar  yang  tercipta  dari  dosa-
dosa  kecil  itulah,  Nabi  Muhammad  saw  mewanti-wanti  agar  ummatnya
tidak  mengabaikan  dosa-dosa  kecil  seraya  tidak  melupa  kan  amal  baik
kendati kecil juga.

Dalam  kisah  sufi,  seorang  pelacur  masuk  surga  hanya  karena  memberi
minum  anjing  yang  kehausan.  Perbuatan  yang  cenderung  dinilai  sangat
kecil  itu  ternyata  di  mata  Allah  punya  nilai  sangat  besar  karena  faktor
keikhlasannya.  Bukankah  semua  roh  yang  ada  di  seluruh  jagad  ini,
termasuk  roh  anjing  tersebut,  hakikatnya  berasal  dari  Tuhan  Yang  Maha
Pencipta juga? Itulahnilai setetes air penyejuk yang diberikan sang pelacur

pada anjing yang kehausan

Putus Asa

Pada  suatu  saat.  Iblis  mengiklankan  bahwa  ia  akan  mengobral  perkakas-
perkakas  kerjanya.  Pada  hari  H,  seluruh  perkakasnya  dipajang  untuk
dilihat calon pembelinya, lengkap dengan harga jualnya. Seperti kalau kita
masuk  ke  toko  hardware,  barang  yang  dijual  sungguh  menarik,  dan
semua  barang  kelihatan  sangat  berguna  sesuai  fungsinya.  Harganya pun
tidak mahal.

Barang  yang  dijual  antara  lain;  Dengki,  Iri.  Tidak  Jujur,  Tidak  Menghargai
Orang Lain. Tak Tahu Terima Kasih. Malas, Dendam, dan lain-lainnya.

Di  suatu  pojok  display.  ada  satu  perkakas  yang  bentuknya  sederhana,
sudah  agak  aus,  tetapi  harganya  sangat  tinggi,  bahkan  jauh  lebih  tinggi
dibandingkan yang lain.

Salah  satu  calon  pembeli  bertanya,  "Ini  alat  apa  namanya?  "Iblis
menjawab:  "Itu  namanya  Putus  Asa"  "Kenapa  harganya  mahal  sekali,
padahal  sudah  aus?"  "Ya,  karena  perkakas  ini  sangat  mudah  dipakai  dan
berdaya  guna  tinggi.  Saya  bisa  dengan  mudah  masuk  ke  dalam  hati
manusia  dengan  alat  ini  dibandingkan  dengan  alat  lain.  Begitu  saya
berhasil  masuk  ke  dalam  hati  manusia,  saya  dengan  sangat  mudah
melakukan  apa  saja  yang  saya  inginkan  terhadap  manusia  tersebut.
Barang  ini  menjadi  aus  karena  saya  sering  mengguna-kannya  kepada
hampir  semua  orang,  karena  kebanyakan  manusia  tidak  tahu  kalau  Putus
Asa itu milik saya".

Kasih Sayang Ibu, Terima Kasih Ibu



Saat  kau  berumur  15  tahun,  dia  pulang  kerja  ingin  memelukmu.  Sebagai
balasannya, kau kunci pintu kamarmu.

Saat  kau  berumur  16  tahun,  dia  ajari  kau  mengemudi  mobilnya.Sebagai
balasannya,  kau  pakai  mobilnya  setiap  ada  kesempatan  tanpa  peduli
kepentingannya.

Saat  kau  berumur  17  tahun,  dia  sedang  menunggu  telepon  yang  penting.
Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman.

Saat  kau  berumur  18  tahun,  dia  menangis  terharu  ketika  kau  lulus  SMA.
Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.

Saat  kau  berumur  19  tahun,  dia  membayar  biaya  kuliahmu  dan
mengantarmu  ke  kampus  pada  hari  pertama.  Sebagai  balasannya,  kau
minta  diturunkan  jauh  daripintu  gerbang  agar  kau  tidak  malu  di  depan
teman-temanmu.

Saat  kau  berumur  20  tahun,  dia  bertanya,  "Dari  mana  saja  seharian  ini?".
Sebagai  balasannya,  kau  jawab,"Ah  Ibu  cerewet  amat  sih,  ingin  tahu
urusan orang!"

Saat kau berumur 21  tahun,  dia  menyarankan  satu  pekerjaan  yang  bagus
untuk karirmu di masa depan. Sebagai balasannya, kau katakan,"Aku tidak
ingin seperti Ibu."

Saat  kau  berumur  22  tahun,  dia  memelukmu  dengan  haru  saat  kau  lulus
perguruan  tinggi.  Sebagai  balasannya,  kau  tanya  dia  kapan  kau  bisa  ke
Bali.

Saat  kau  berumur  23  tahun,  dia  membelikanmu  1  set  furniture  untuk
rumah barumu. Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa
jeleknya furniture itu.

Saat  kau  berumur  24  tahun,  dia  bertemu  dengan  tunanganmu  dan
bertanya  tentang  rencananya  di  masa  depan.  Sebagai  balasannya,  kau
mengeluh/'Bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?"

Saat  kau  berumur  25  tahun,  dia  mambantumu  membiayai  penikahanmu.
Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain  yang  jaraknya  lebih  dari  500
km.

Saat  kau  berumur  30  tahun,  dia  memberikan  beberapa  nasehat
bagaimana  merawat  bayimu.  Sebagai  balasannya,  kau  katakan
padanya,"Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!"

Saat  kau  berumur  40  tahun,  dia  menelepon  untuk  memberitahukan  pesta
ulang  tahun  salah  seorang  kerabat.  Sebagai  balasannya,  kau  jawab,"Bu,
saya sibuk sekali, nggak ada waktu."

Saat  kau  berumur  50  tahun,  dia  sakit-sakitan  sehingga  memerlu-kan
perawatanmu.  Sebagai  balasannya,  kau  baca  tentang  pengaruh  negatif
orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.

Dan  hingga  suatu  hari.  dia  meninggal  dengan  tenang.  Dan  tiba-tiba  kau
teringat  semua  yang  belum  pernah  kau  lakukan,  karena  mereka  datang
menghantam HATI mu bagaikan palu godam.

JIKA  BELIAU  MASIH  ADA,  JANGAN  LUPA  MEMBERIKAN  KASIH
SAYANGMU  LEBIH  DARI  YANG  PERNAH  KAU  BERIKAN  SELAMA  INI
DAN  JIKA  BELIAU  SUDAH  TIADA,  INGATLAH  KASIH  SAYANG  DAN

CINTANYA YANG TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU