MENGAPA ORANG BAIK SERING TERSAKITI?
Karena orang baik selalu mendahulukan orang lain. Dalam
ruang kebahagiaannya, ia tak menyediakan untuk dirinya
sendiri, kecuali hanya sedikit.
MENGAPA ORANG BAIK KERAP TERTIPU?
Karena orang baik selalu memandang orang lain tulus
seperti dirinya. Ia tak menyisakan sedikitpun prasangka
bahwa orang yg ia pandang penyayang mampu
mengkhianatinya.
Sunday, March 15, 2015
Sunday, March 8, 2015
Berhati-hatilah Dengan Pujian
Pujian mungkin
bisa menumbuhkan kepercayaan
diri. Namun pujian
adalah rangkaian
kata-kata yang harus
anda waspadai. Ketika
anda
menerima pujian,
dalam hati anda
tersanjung, lalu mengangguk-angguk
membenarkannya. Sesaat
kesadaran anda lenyap
terbuai oleh perasaan
yang luar
biasa nikmat. Ini
keruntuhan pertama. Berhati-hatilah dengan
pujian. Perlakukan
ia seperti anda
melihat ular berkulit
indah namun
menyemburkan racun.
Keruntuhan selanjutnya terjadi,
bila anda mulai
berkarya karena mengharap
pujian.
Pujian itu bagai air laut.
Semakin banyak diminum, semakin hauslah anda.
la membunuh
anda perlahan-lahan. Bukan
karena terlalu banyak
garam
yang anda
reguk. Namun, karena
kerakusan anda yang
tak terpuaskan.
Bekerjalah dengan
tulus, karena anda
memiliki tujuan mulia
untuk
ditunaikan. Siapkan keranjang
sampah besar untuk menyingkirkan semua
pujian yang
datang. Anda sama
sekali tak memerlukan
pujian. Anda
memiliki
jalan anda sendiri
Saturday, March 7, 2015
Anugerah Yang Paling Berharga
Ada sebuah
telaga indah. Airnya
sejuk, jernih dan
tenang. Permukaannya berkilauan, bukan
hanya karena memantulkan
sinar rembulan, namun batu-batu pualam
yang ada di dasarnya
juga memancarkan cahaya. Kedamaian selalu meliputinya. Sayangnya,
telaga itu tak
mudah di jangkau, la terletak di
tengah hutan lebat yang dipagari oleh semak berduri. Pepohonan tinggi dan
binatang buas menghadang setiap langkah ke sana. Siapa pun
yang mampu menemui
dan mereguk keindahannya, raja
rimba pun tunduk dan patuh padanya.
Telaga itu
adalah hati nurani
anda. yang senantiasa menyerukan ketentraman batin.
Kesejukan regukan airnya memberi makna pada hidup anda. Sedangkan rimba lebat
penuh onak dan binatang buas adalah wujud dari
pikiran, emosi, hawa
nafsu dan persepsi
indrawi yang selalu menghalangi jalan
anda. Tanpa disadari
ia pun dapat
melukai diri anda. Namun,
bila anda telah
menemukan suara hati
nurani itu. maka kekuatan dan kedamaian melingkupi anda.
Temukan telaga jernih milik anda. Itulah anugrah paling berharga yang harus
anda pegang teguh dalam hidup ini.
SEMOGA BERMANFAAT DAN BAROKAH
AMIN !!!
Friday, March 6, 2015
Belajar Menghargai Mengerti Menerima
Sudah menjadi kebiasaan
manusia yang tak akan pernah puas dengan sejuta keinginan yang terpendam dalam
pikiran. Tak urung setiap manusia mudah sekali terserang dengan “bosan” “jenuh”
ya kurasa dari kita semua pasti akan menemui fase ini. Tak bisa aku munafik
karena aku juga sering kali terjatuh dalam keadaan seperti ini, tak jarang pula
aku larut seperti ini, awal memang tak terasa tapi lama-lama penyesalan yang
muncul. Tapi kadang aku bersyukur karena yang sering terjadi seperti ini urusan
dengan barang tidak dengan rasa atau yang para remaja sekarang bicara Cinta
Sayang. Tapi bagaimana pun itu bentuknya tetep tidak baik buat diri kita
sendiri atau orang lain.
Mengenal Diri
Selamat pagi teman teman pembaca setia ku :D
Kita sering kali bicara " ini hidup kita, sesuka hati kita, kenapa kalian urusin hidup ku"
Aku yakin pasti ada salah satu dari kita tak jarang mengatakan seperti ini. Memang ada benarnya sih!! Tapi tunggu dulu teman.. ini memang hidup kita, tapi kita hidup berbagi dengan sesama manusia dan mereka juga mempunyai hati seperti halnya kita sendiri, alangkah baik kita menghargai orang lain, bukan malah menggumam dan kesal. Jika kalian di posisi mereka pasti sakit rasanya!! Diingatkan malah kenak omongan seperti itu. Pesan saya "bijaklah dalam memilah, hanya karena sesuatu kita sepelekan yang selalu menghargai kita"
Langsung saja!!! Semoga Bermanfaat dan barokah, amiin
aku kutip ini dari buku tapi lupa :D maaf yaa
Tugas Kita Adalah Berikhtiyar
Ketika orang lain berbicara sejuta basa, tetaplah anda bekerja. Cangkullah sawah itu dan taburi dengan benih. Ketika orang lain berdiam tak tahu harus berkata apa. teruskan kerja anda. Siangi dan airi putik-putik yang baru bertunas itu. Ketika orang lain saling tuding saling hunus, bekerjalah dalam istirahat anda.
Senandungkan seranai pengundang angin dan gerimis.
Tuesday, March 3, 2015
Sebuah Renungan
Kalau kita mencoba untuk merenung sejenak dan melupakan semua kesibukan sehari-hari maka kita akan menyadari bahwa manusia jaman sekarang ini paling lama umurnya 80 tahun. Itupun sudah termasuk panjang umur.
Tetapi kita sering lupa akan hal ini sehingga kita mati-matian mengejar uang, harta, jabatan dan mengabaikan hati nurani kita. Kita menginjak dan menghina orang yang tidak seberuntung kita dan kita menjilat serta mencari muka terhadap orang kaya dan berpangkat.
Tetapi kita sering lupa akan hal ini sehingga kita mati-matian mengejar uang, harta, jabatan dan mengabaikan hati nurani kita. Kita menginjak dan menghina orang yang tidak seberuntung kita dan kita menjilat serta mencari muka terhadap orang kaya dan berpangkat.
cermin positif
Mengkritik itu mudah, karena melihat kesalahan orang lain itu gampang.
Namun kritik yang didasari oleh mencari-cari kesalahan orang lain takmungkin dapat mempermudah keadaan.Anda tak perlu menghabiskan
waktu dan tenaga anda untuk menilai apakah orang lain telah berbuat
salah atau benar.Karena itu sangat mudah! Yang sulit adalah melihat
kesalahan diri sendiri. Waspadailah bila anda begitu pandai
mengkritik.Jangan-jangan anda tak mampu lagi melihat kebenaran. Dan
sebuta-butanya orang ialah mereka yang tak bisa menangkap cahaya
kebenaran.
Monday, March 2, 2015
PERBINCANGAN LAHIR DAN BATIN
jiwa ini semakin tak
kuasa, hantaman palu pun tak akan terasa, sabitan tanjamnya waktu serasa
membunuhku perlahan. Ketakutan dan kekhawatiranku menjadi kenyataan yang dulu
sempat dianggap biasa dan berujung binasa. Entah akan lari kemana lagi
aku, aku seperti daun jatuh dari pohon
yang tertiup angin tak mengerti mata angin hanya berharap aku tetap bisa
menyimpannya. Aku tak lelah bukan juga tak kuat, aku hanya perfikir kenapa
semua itu bisa terjadi secara perlahan dan pasti, aku mencoba memandangi kaca
tapi tetap sama semu yang ku dapat. Aku mencoba meraungkan wajahku ke sungai
diaman kita dulu pernah bersama, entah air yang keruh atau aku yang terlalu
kotor.
Tangan kananku mulai
kaku seperti es, ku tulis ini hanya dengan tangan kiri dan ingin kusembunyikan
dari tangan kananku, aku tak ingin menyakiti mereka. Tuhan… kalau ini sudah
menjadi cobaku atau hukum atas karmaku, maka aku ingin yang lebih berat, aku
tak menyalahkan siapa atau apa dalam keadaan ini, hanya diriku ini yang perlu
disingkirkan. “harapku dalam hati”
Subscribe to:
Posts (Atom)